FORUM NASIONAL I FILANTROPI KESEHATAN Menggali Berbagai Dana Kemanusiaan untuk Pembangunan Kesehatan di Indonesia

Filantropi Kesehatan

PENGANTAR

Dalam satu dekade terakhir, sektor kesehatan di Indonesia telah mengalami dinamika hebat yang secara umum disebabkan oleh tiga hal yaitu, adanya perubahan sistem pendanaan dengan lahirnya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), berakhirnya Millennium Development Goals (MDGs) dengan kegagalan Indonesia dalam pencapaian berbagai target, serta dimulainya Sustainable Development Goals (SDGs) pada 25 September 2015.

 Di antara tahun 2017-2019, JKN mengalami defisit yang sangat besar. Situasi defisit ini berjalan seiring dengan kesulitan sistem kesehatan masyarakat untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Berbagai indikator MDGs masih belum tercapai, khususnya nomor 4 (penurunan angka kematian anak) dan nomor 5 (peningkatan kesehatan ibu).

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2015 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada di angka 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun Angka Kematian Bayi (AKB) dan balita terus mengalami penurunan, namun capaian pada tahun 2012 masih cukup jauh dari target MDG sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal juga terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2010, tetapi selanjutnya tidak berubah pada tahun 2012. Angka tersebut sudah cukup membuktikan bahwa Indonesia belum berhasil mencapai target MDGs yaitu AKI 102 dan AKB 23 pada akhir tahun 2015.

Dalam situasi MDGs yang sudah selesai, sebagai negara yang berada dalam pergaulan internasional, Indonesia ikut menandatangani dokumen Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development dan melaksanakan komitmen dalam pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs). Pada era SDGs ini membutuhkan sumber dana pemerintah Indonesia dalam pencapaiannya.

Kondisi sektor kesehatan ini berada di situasi ekonomi yang sulit, dalam konteks kemampuan pemerintah untuk mendanai sektor kesehatan. Pertumbuhan cepat Gross Domestic Product (GDP) tidak seiring dengan bertambahnya Tax-Ratio. Walaupun GDP Indonesia sudah berada di atas Rp 14 ribu triliun, atau di atas USD 1 triliun, akan tetapi Tax-Ratio masih berkisar di antara 10-11%. Hal ini kemudian menimbulkan masalah pada kemampuan pemerintah dalam mendanai program-program pembangunan. Fakta di dalam era JKN, kebijakan jaminan kesehatan ini tidak mampu menambah besaran persentase GDP untuk kesehatan. Selama 10 tahun terakhir telah terjadi penurunan share GDP untuk kesehatan yakni dari kisaran 3,5% menjadi 3,2-3,3%. Hal ini seolah menandakan bahwa bangsa Indonesia tidak cukup tertarik untuk membiayai kesehatan.


TUJUAN

Sampai dengan tahun 2019, belum ada sebuah forum yang berfungsi sebagai arena pertukaran ide, pengalaman, dan rencana para pelaku filantropi kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan sebuah forum nasional yang akan diinisiasi pada tahun 2020, bertujuan untuk:

  1. Mengumpulkan para pelaku filantropi kesehatan di Indonesia: siapa saja mereka yang bergerak di bidang filantropi kesehatan?
  2. Memahami potensi pendanaan filantropi untuk pembangunan kesehatan di Indonesia. Apa peran para filantropis dalam pencarian solusi yang distingtif?
  3. Mengembangkan berbagai keterampilan dalam penggalangan dana kemanusiaan di berbagai lembaga kesehatan dan sosial.

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Hari, Tanggal : Selasa – Kamis, 21- 23 Juli 2020
Waktu: 08.30 – 16.00 WIB
Tempat: Auditorium Tahir Lantai 1 Gedung Pascasarjana Tahir,  FK – KMK UGM, Sekip Yogyakarta

Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari dengan rincian:

1. Seminar Filantropi Kesehatan dengan topik, antara lain:

Hari 1

  • Situasi pendanaan sektor kesehatan di Indonesia.
  • Lanskap filantropi kesehatan di Indonesia dan hubungannya dengan peran pemerintah.
  • Memahami misi dan visi lembaga filantropi besar di Indonesia.
  • Perkembangan crowfunding untuk kesehatan.
  • Sistem pajak dan filantropi.

Hari 2

  • Berbagai riset dalam filantropi kesehatan
    • Filantropi di RS keagamaan
    • Filantropi internasional di Indonesia
    • Filantropi untuk masyarakat penderita kanker di Indonesia
    • Filantropi untuk kasus penyakit tidak menular (contoh: dengue)
  • Pengembangan ide-ide di dalam filantropi kesehatan
    • Mendanai Sistem Jaminan Kesehatan
    • Mendanai RS
    • Mendanai SDGs

2. Berbagai workshop untuk pengembangan keterampilan filantropi, antara lain:

  • Mengembangkan tim filantropi di RS.
  • Mengembangkan model crowdfunding untuk penggalian dana kesehatan.