Para sarjana telah lama tertarik pada organisasi nirlaba, kongregasi keagamaan, dan aktivitas kolaboratif mereka. Penelitian ini dibangun di atas studi – studi skala besar di masa lalu tentang jemaat untuk menyarankan pemahaman yang bernuansa tentang bagaimana pendeta mendekati kemitraan jemaat dan membuat keputusan tentang berkolaborasi dengan organisasi masyarakat.
Menggunakan data kualitatif dari sampel 30 jemaat Protestan yang dibatasi secara geografis dan metodologi grounded theory, peneliti menyarankan agar para pendeta memandang jemaat mereka sebagai melayani tujuan yang berbeda dari mitra nirlaba dan menavigasi berbagai ketegangan yang melekat dalam kehidupan jemaat dalam mengejar aktivitas kolaboratif. Peneliti memperkenalkan tipologi baru kolaborasi jemaat yang menempatkan kolaborasi sebagai strategi untuk menyediakan sumber daya material dan spiritual, di dalam dan di luar jemaat mereka.
Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di SAGE Journals, selengkapnya https://journals.sagepub.com/