Peranan Filantropi dalam Pelayanan Kesehatan Keagamaan: Mampukah Rumah Sakit Bertahan dalam Kemelut Jaminan Kesehatan Nasional

Reportase

PKMK-Yogyakarta. Rumah Sakit Panti Rapih menyelenggarakan webinar series dalam rangka ulang tahunnya yang ke-93 bertajuk “Peranan Filantropi dalam Pelayanan Kesehatan Keagamaan: Mampukah Rumah Sakit Bertahan dalam Kemelut Jaminan Kesehatan Nasional”. Webinar yang dilaksanakan secara hybrid pada 14 Oktober 2022 tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi perjalanan misioner 93 tahun RS Panti Rapih melalui karya filantropi, mendeskripsikan peranan filantropis kesehatan dalam karya karitatif rumah sakit keagamaan, dan mengidentifikasi manfaat filantropi dalam karya misi keagamaan. Kegiatan webinar dibuka oleh Direktur Utama Rumah Sakit Panti Rapih, drg. Vincentius Triputro Nugroho, M.Kes. dan dilanjutkan pemaparan oleh tiga pembicara.

Pembicara pertama, Dr. Glenda Miro Antonio dari Spring Rain Global Philippines, memaparkan bahwa diperlukan pelatihan, mentorship, dan manajemen keuangan yang baik (good governance) untuk mencapai ekosistem filantropi yang optimal dan berkelanjutan. Filantropi telah banyak berperan dalam mendukung tercapainya SDGs, termasuk pelayanan kesehatan. Dalam konteks pelayanan kesehatan keagamaan, filantropi menjembatani keinginan para donatur untuk berbagi dengan semangat bela rasa dan ketuhanan. Pembicara kedua, Dr. dr. Jodi Visnu, MPH. memaparkan lebih lanjut mengenai tapak perjalanan filantropi di salah rumah sakit keagamaan, yakni Rumah Sakit Panti Rapih yang berkarya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam pemaparannya, Jodi menjawab pertanyaan mengenai strategi pelayanan kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), implementasi business-like organization dalam pelayanan kesehatan keagamaan, hingga upaya yang dapat dilakukan karya misioner untuk dapat mempertahankan pelayanan, teristimewa untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Pembicara ketiga, Suster Dr. Yustiana Wiwiek Iswanti C.B., M.Pd., menjelaskan mengenai implementasi semangat berbagi dalam pelayanan keagamaan se-Indonesia. Aktualisasi spiritualitas dari gerakan memberi diwujudkan dalam berbagai sektor, salah satunya adalah pelayanan kesehatan. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan berbagi adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang profesional, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi, mengembangankan jejaring dan kolaborasi, serta memastikan ketersediaan dana demi keberlanjutan pelayanan yang diberikan. Reporter: Mashita Inayah R., S.Gz. (Tim Filantropi Kesehatan, PKMK UGM)