Reportase Festival Filantropi

Reportase Festival Filantropi

Reportase

Pada Rabu (6/8/2025) di Taman Ismail Marzuki digelar talkshow yang mengedepankan beberapa kisah sukses Gerakan komunitas atau organisasi filantropi dalam berbagai bidang, yaitu untuk lingkungan hidup (misal: Aksi Jaga Bumi oleh KitaBisa dan budidaya maggot sebagai social enterprise dan difasilitasi oleh pemkot DKI Jakarta), dan perubahan iklim (misal: Bakti Barito yang melakukan program Green Guardians untuk pengelolaan warung sampah oleh anak-anak sekolah, perbaikan infrastruktur sekolah dengan bangunan ramah lingkungan, dan lain-lain. Yayasan Bakti Barito menyatakan bahwa investasi filantropi mereka untuk lingkungan hidup memiliki Social Return on Investment (SROI) sebesar 3,97 (untuk setiap 1 Rupiah yang dikeluarkan, memberi manfaat sebesar 3,97 rupiah). Yayasan Bakti Barito sendiri telah berkontribusi sebesar Rp 270 milyar (tahun 2020-2025) untuk program-program terkait lingkungan dan perubahan iklim, termasuk misalnya pengolahan sampah plastic menjadi bahan aspal. 

Topik lain yang juga dibahas Adalah mengenai Kesehatan. Terkait dengan kontribusi filantropi untuk Kesehatan, dalam hal ini program stunting dan nutrisi anak. 

Rumah Zakat: Bikin Peduli- Strategi dan Aksi Kolaborasi untuk Indonesia Bebas Stunting 

Inisiatif Desa Bebas Stunting yang difasilitasi oleh Rumah Zakat dimulai pada 2018, yaitu pemberdayaan kader kesehatan desa untuk meminimalisir risiko stunting dengan pendekatan keluarga. Rumah Zakat memilih desa-desa sebagai lokus utama mereka dengan berkoordinasi dengan Kementerian dan Dinas terkait. Kemudian mereka menerjunkan “relawan inspirasi’ untuk mendampingi desa tersebut. 

Program utama mereka mencakup edukasi kepada catin (calon pengantin), bumil, busui, dan kader. Namun, di luar itu, mereka juga melakukan dukungan untuk enabling ekosistem yang memadai, misalnya: menyediakan bantuan sarana prasarana posyandu, menyediakan pojok stimulasi di Posyandu, membuat dapur gizi di Posyandu (dapur gizi ini menjual makanan bergizi, PMT untuk balita, untuk lansia dan untuk disabilitas) dan melaksanakan program sedekah (telur, sampah, minyak jelantah, dan sebagainya) untuk pengembangan ekonomi, pendampingan untuk administrasi sipil (untuk menjamin akses ke JKN), bantuan untuk rujukan ke fasilitas kesehatan di wilayah sulit akses, fasilitasi jamban sehat keluarga, membuat kebun gizi keluarga, dan lain-lain.

Pada 2024, hasil binaan yang telah dihasilkan: 97 posyandu dibina, 1020 kader terlatih, Membentuk 42 Social Enterprise (berupa dapur gizi), Penerima Manfaat ibu sejumlah 1475 orang dan Penerima Manfaat balita sejumlah 3141. Hasilnya Adalah penurunan angka stunting di desa-desa lokus mereka. Jumlah Penerima Manfaat balita yang telah bebas stunting pada 2024 yaitu 1066.

Kolaborasi juga dilakukan dengan Gerakan filantropi lain. Sebagai contoh, bekerjasama dengan Adaro Grup (mencakup 15001 sasaran balita). Acara ditutup dengan workshop pembuatan MPASI bergizi dengan bahan lokal sederhana. 

Reporter: Shita Dewi (PKMK UGM)