Kemitraan filantropi kini menjadi elemen penting dalam menjaga ketahanan kesehatan global, terutama di kawasan Pasifik Barat yang menghadapi tantangan besar seperti penyakit tidak menular dan perubahan iklim. Setelah Amerika Serikat menarik dukungan pendanaannya, WHO berupaya memperluas jejaring kolaborasi dengan para filantropis dan lembaga di Asia untuk memperkuat pembiayaan, kesiapsiagaan pandemi, dan transformasi sistem kesehatan di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.
Selain menggarisbawahi pentingnya diversifikasi pendanaan, WHO menempatkan isu disinformasi, ketimpangan akses, dan dampak industri terhadap kesehatan sebagai prioritas regional. Pertemuan Komite Regional WHO di Fiji akan menjadi momentum untuk memperkuat regulasi kesehatan internasional, membangun sistem kesehatan yang tangguh terhadap perubahan iklim, dan memanfaatkan kecerdasan buatan secara inklusif. Keberhasilan eliminasi campak dan rubela di 21 negara Pasifik menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas batas dan kemitraan filantropi dapat menghasilkan capaian kesehatan yang berkelanjutan.
Sumber