Kepercayaan mempengaruhi motivasi individu untuk melakukan tindakan kepedulian. Berbagai studi menunjukkan adanya korelasi positif antara kepercayaan dengan perilaku prososial seperti kerelawanan dan kedermawanan. Faktor psikologis yang mendasari perilaku kedermawanan pada filantropi keagamaan adalah nilai. Kepercayaan yang mengajarkan nilai berbagi dan peduli akan mendorong individu untuk melakukan perilaku prososial sebagai wujud ketaatan.
Pelaku filantropis keagamaan mengaktualisasikan nilai kepeduliannya pada berbagai sektor, salah satunya kesehatan. Tren advokasi penguatan sistem kesehatan terkini menunjukkan bahwa kontribusi lembaga non profit berbasis keagamaan terus meningkat. Studi di Afrika menunjukkan sebanyak 30-70% infrastruktur kesehatan dikelola oleh lembaga keagamaan. Studi di Amerika Serikat menunjukkan pada 1990-2013, lembaga berbasis keagamaan menyumbang rata-rata 31% dari total biaya pengembangan sistem kesehatan. Peranan filantropi dalam kesehatan meliputi: bermitra dengan kementerian kesehatan, mengelola program dan proyek kesehatan, menginisiasi inovasi dalam pelayanan kesehatan, melibatkan masyarakat dalam setiap kepentingan program, mengembangkan sumber daya manusia, serta menunjang penguatan infrastruktur dan sistem informasi.
Referensi:
Fort, A. (2017). The Quantitative and Qualitative Contributions of Faith Based Organizations to Healthcare: The Kenya Case. Christian Journal for Global Health, 4(3), 60-71. Available at: https://jliflc.com/resources/quantitative-qualitative-contributions-faith-based-organizations-healthcare-kenya-case/