Sejumlah organisasi filantropi di Asia meluncurkan Philanthropy Asia Alliance (PAA) pada Jumat, 15 September 2023 lalu. Gerakan yang diinisiasi oleh Temasek Trust tersebut mengumpulkan dana lebih dari 1 miliar dolar Singapura atau lebih dari Rp 11 triliun, yang berasal dari donasi 80 organisasi filantropi dan mitra.
“Setiap anggota dan mitra membawa sumber daya, keahlian, dan jaringannya. Kami semua memetik manfaat dari pertukaran praktik dan pengetahuan terbaik, sehingga kita dapat melangkah lebih jauh, lebih cepat,” kata Chairman PAA yang juga orang nomor satu di Temasek Holdings, Lim Boon Heng, saat meluncurkan inisiatif ini dalam acara Philanthropy Asia Summit 2023 di Singapura.
Lim Boon Heng mengatakan pembentukan PAA direncanakan sejak tahun lalu dan diumumkan oleh Ho Ching, Chairman Temasek Trust, pada Philantrophy Asia Summit 2022. Temasek Trust, yang didirikan oleh Temasek Holdings, adalah pengelola aset filantropi yang dikumpulkan dari para donatur sebagai dana abadi. Setelah Philanthropy Asia Summit 2022 itu, para inisiator merumuskan tata kelola, kerangka kerja, dan kebijakan sebagai fondasi agar PAA berkesinambungan. PAA juga membuat 29 program “Calls to Action” yang dijalankan di berbagai wilayah di Asia.
Tiga Mandat Philanthropy Asia Alliance
Menurut Boon Heng, dana 1 miliar dolar Singapura yang terkumpul akan disalurkan pada 29 program tersebut, yang berfokus pada tiga mandat pembentukan PAA, yakni iklim dan alam, pendidikan holistik dan inklusif, serta kesehatan global dan publik. “Area fokus baru dapat ditambahkan seiring berjalannya waktu,” kata Chairman Temasek Holdings tersebut.
Untuk mandat iklim dan alam, program yang sedang berjalan meliputi dekarbonisasi beras yang dilakukan Temasek Life Sciences Laboratory dan berlokasi di Asia Tenggara, katalisasi kerangka kerja untuk solusi karbon biru Climateworks Centre di Indonesia dan global, konservasi laut melalui perlindungan dan produksi oleh Conservation International yang juga dilaksanakan di Indonesia dan global.
Untuk mandat kesehatan global dan publik, programnya meliputi pembangunan kapasitas genomik untuk menghilangkan penyakit menular oleh Duke-NUS Medical School dengan lingkup Asia, penyediaan akses ke air bersih di India oleh Evidence Action, ikhtiar merintis cakupan kesehatan universal di Filipina oleh CareSpan Asia dan Temasek Foundation.
Adapun untuk mandat pendidikan holistik dan inklusif, programnya meliputi penyediaan pendidikan dan perawatan masa kanak-kanak yang berkualitas oleh OneSky di Vietnam, dan pemberian kesempatan kedua bagi anak perempuan di India pada Pendidikan oleh Educate Girls.
Lim Boon Heng juga mengatakan PAA akan membangun kerja sama dengan organisasi filantropi global dan regional terkemuka. “Kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka dan mitra-mitra lain yang berpikiran sama untuk mempercepat dampak kolektif dan meningkatkan kebaikan secara global,” kata Boon Heng.
CEO Temasek Trust Desmond Kuek mengatakan PAA merupakan wadah bagi berbagai organisasi filantropi untuk bersatu dalam sebuah koalisi yang siap bertindak. “Untuk menjadikan Asia sebagai kekuatan untuk kebaikan,” katanya. Kawasan Asia yang memiliki 60 persen populasi dunia, menyumbang lebih dari 50 persen emisi global dan terkena dampak perubahan iklim. Mengatasi tantangan di Asia, kata Desmond, akan menguntungkan semua pihak. “Namun hal ini tidak dapat dilakukan sendiri,” ujarnya.
Temasek Trust, kata dia, berharap dapat mengembangkan kemitraan dan memberikan dampak kolektif bersama para mitra. “Tindakan kolaboratif dan kolektif adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang saling terkait dan kompleks yang kita hadapi,” kata Desmond. “Kesempatan bagi modal filantropi untuk mengkatalisasi dampak positif di Asia sangatlah besar, dan Philanthropy Asia Alliance akan mempercepatnya.”
Anggota PAA dari Indonesia
Meski lingkup programnya di Asia, anggota PAA berasal dari berbagai benua. Dari Amerika, di antaranya ada Bill & Melinda Gates Foundation, Bloomberg Philanthropies, The Rockefeller Foundation, hingga Dalio Philanthropies. Dari Eropa dan Timur Tengah, di antaranya ada Badr Jafar, BirdLife International, hingga World Economic Forum. Dari Asia Pasifik, selain Temasek Trust, ada juga DBS Foundation, National University of Singapore, Fast Retailing Foundation, Li Ka Shing Foundation, hingga Chaudhary Foundation.
Perusahaan dan organisasi filantropi asal Indonesia juga ada yang menjadi anggota PAA, yakni Sinar Mas, PT Triputra Agro Persada Tbk., hingga Tanoto Foundation.
Gargee Ghosh, Presiden Kebijakan dan Advokasi Global Bill & Melinda Gates Foundation, menyatakan senang bisa menjadi anggota PAA dan bermitra dengan organisasi filantropi global lainnya. “Kami percaya akan kekuatan dari filantropi kolaboratif dan membayangkan PAA memberikan kontribusi yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan kesehatan dan pembangunan serta menumbuhkan ekosistem filantropi yang berkembang untuk membantu mempercepat kemajuan di seluruh wilayah,” katanya dalam acara Philanthropy Asia Summit 2023.
Sementara itu, Bernard Tan, Country President Sinar Mas di Singapura, mengatakan grup perusahaan Sinar Mas memfokuskan dukungan pada mandat iklim dan alam PAA. “Kami berharap dapat berkontribusi dalam penelitian terapan dan mengimplementasikan solusi yang tidak hanya akan melestarikan dan memulihkan lingkungan alam, namun juga mengurangi dampak perubahan iklim terhadap masyarakat,” kata Bernard.