Developmental disabilities merupakan sekelompok gangguan fisik, proses belajar, bahasa, atau perilaku yang umumnya terjadi pada periode perkembangan seorang anak. Sebanyak 15% anak usia 3-17 tahun diketahui mengalami satu atau lebih developmental disabilities yang seperti ADHD, autisme, cerebral palsy, down syndrome, retardasi mental, hearing loss, dan distrofi muskular. Kajian ilmiah mengenai kondisi tersebut saat ini telah berkembang pesat. Pada awal abad 19, terjadi banyak diskriminasi bagi individu penyandang developmental disabilities karena kurangnya pemahaman masyarakat.
Sejak 1960-an, organisasi non profit dan filantropi memiliki peran besar dalam mengadvokasi pemerintah terkait pengadaan program dan layanan bagi keluarga dan anak dengan developmental disabilities. Filantropi juga berkontribusi besar dalam mengupayakan sistem pendidikan bagi individu penyandang disabilitas sehingga memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya. Saat ini, ada banyak sekali program dan komunitas yang digalakkan untuk mendukung kebutuhan individu dengan developmental disabilities. Beberapa organisasi non profit internasional yang bergerak di bidang tersebut seperti Easterseals Crossroads, Shirley Foundation, Arc Alliance, Global Down Syndrome Foundation, dan sebagainya.
Artikel tersebut telah dipublikasikan di: https://www.learningtogive.org/resources/developmental-disabilities-and-philanthropic-community