Pentingnya Kolaborasi Multipihak Menuju Indonesia Zero Stunting

Pentingnya Kolaborasi Multipihak Menuju Indonesia Zero Stunting

Berita

Jakarta – Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) berkolaborasi dengan Yayasan Edu Farmers International menyelenggarakan media gathering dan talkshow Pentingnya Multi-Stakeholder Partnerships untuk Mendukung Agenda Prioritas Pemerintah Mencapai Indonesia Zero Stunting, di Tanoto Foundation, Jakarta Pusat. Selasa (26/7/2023).

Kegiatan ini merupakan salah satu aksi sosialisasi, edukasi dan kreasi program bersama serta gambaran kolaborasi multipihak dari para pemangku kepentingan pada isu stunting. Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Gusman Yahya, menjelaskan peran pemangku kepentingan yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang beragam, diharapkan dapat bergotong royong dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang multidimensi dalam usaha pengentasan stunting di Indonesia.

“Kami coba mengajak action kepada para anggota, seperti disini ada Tanoto Foundation, ada Edufarming, semua punya portofolio, mereka punya kemampunannya masing-masing dan kalau sendirian tidak akan jalan, namun kita dorong untuk pentahelix, atau kolaborasi dengan para stakeholder dan juga masyarakat,” papar Gusman di lokasi.

Sementara dari sisi pemerintah, yang punya peran sentral dalam akses penuh terhadap pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Plt Direktur Gizi & Kesehatan Ibu & Anak Kemenkes RI, dr Lovely Daisy menyampaikan melalui program-program yang berfokus pada kesehatan ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, dan pemberdayaan masyarakat terhadap gizi yang seimbang, pemerintah berperan aktif dalam upaya menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat.

Senada, Deputi Bid. Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia & Pemerataan, Suprayoga Hadi mengatakan bahwa ada poin penting dalam inisiasi strategi percepatan penurunan stunting, dimana konvergensi menjadi kunci, selain gizi, dan juga monev.

“Penanganan stunting kuncinya di puskesmas paling dekat di tingkat kabupaten kota termasuk juga mapping, dalam kaitannya dengan targeting agar tidak salah sasaran,” ujarnya.

Praktik baik dan implementasi program antar lembaga mengenai isu stunting juga menjadi landasan untuk mencapai Indonesia Zero Stunting. Seperti yang diterapkan Tanoto Foundation, di mana beberapa program berfokus pada penguatan tata kelola, peningkatan kapasitas agen kunci (kader, tokoh agama/masyarakat), dan peningkatan kualitas data serta sistem pengawasan untuk menurunkan stunting. Seperti dikatakan Program Manager Early Childhood Education & Development (ECED) Tanoto Foundation Fransisca Wulandari, keterlibatan aktif masyarakat dan realisasi pola perilaku berkelanjutan menjadi faktor terpenting dalam mencari solusi masalah stunting.

Terakhir, Yayasan Edu Farmers International juga menjalankan kegiatan penanganan stunting melalui peningkatan konsumsi makanan bergizi, edukasi dan program berbasis agrikultur, di bawah program Santosa untuk Anak Nusantara (SAN). Gerakan pentahelix SAN melibatkan pemerintah, industri, NGO, akademisi, dan media untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi.

COO Yayasan Edu Farmers International, Amri Ilmma melakukan intervensi konsumsi telur untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani pada anak dan dinilai efektif dalam mencegah stunting.

“Perlunya advokasi dan pendekatan ke pemerintah daerah/desa agar mengerahkan dukungan dan pemantauan stunting sejak dini. Temuan resistensi di lapangan yakni saat distribusi makanan ke masyarakat dan monitoring implementasi program menjadi tantangan yang ditemukan pada Edufarmers,” tutur Amri.

Ditambahkan oleh Kepala Program Edu Farmers Indonesia, Meigie Silviana mengungkapkan untuk mengkonsumsi 1 telur 1 hari (1 day 1 egg), setelah dilakukan pemetaan anak dilakukan juga pemetaan para peternak agar telur-telur tersebut selalu segar.

“Kami juga melakukan sosialisasi ke penerima manfaat untuk dapat dapat melakukan sosialiasi mengenai stunting, gizi, kemudian setelah 6 bulan kami melakukan kick off, selain itu kami juga melakukan edukasi ke orang tua mengenai pola asuh yang baik untuk anak,” tutup Meigie.

Sumber: https://www.kbknews.id/pentingnya-kolaborasi-multipihak-menuju-indonesia-zero-stunting/#google_vignette