Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menyelenggarakan Forum Nasional I Filantropi Kesehatan secara daring pada 21-22 Juli 2020. Sebagai tindak lanjut dari Forum Nasional tersebut, PKMK FK – KMK UGM menyelenggarakan workshop yang bertajuk Menggali Dana Kemanusiaan untuk Rumah Sakit di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Rumah sakit (RS) di Indonesia saat ini mengalami masalah pembiayaan yang cukup serius. Dana dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang tergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami kesulitan arus kas dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini berakibat pada keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pembiayaan sektor kesehatan.
Di luar sektor pemerintah, terdapat sektor swasta, baik kelembagaan maupun individu, yang mempunyai potensi dalam mendanai pembangunan kesehatan. Dana dari filantropi/ charity tidak masuk ke dalam sistem pajak dan dapat dilakukan oleh RS untuk menjalankan program kesehatan yang tidak mampu didanai sepenuhnya oleh pemerintah. Berbagai laporan menunjukkan bahwa filantropi mempunyai peran menonjol dalam melengkapi dana pemerintah untuk RS karena bersifat fleksibel dan cepat, teristimewa di masa pandemi COVID-19 ini.
Workshop yang diselenggarakan selama empat hari pada 11, 18 Agustus, 1, 8 September 2020 ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaku filantropi kesehatan di Indonesia yang relevan untuk RS, memahami strategi penggalian dana filantropi untuk RS melalui perbandingan dengan RS di luar negeri, membahas berbagai strategi penggalian dana filantropi di RS, dan mengembangkan sistem urun dana untuk dana filantropi di RS.
Workshop yang bersifat team–based dan diselenggarakan secara daring ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., dr. Jodi Visnu, MPH., dan dr. Sudi Indrajaya. Beberapa peserta workshop berasal dari RS pemerintah, RS swasta, jejaring RS dan unit pendidikan kesehatan, bahkan juga yayasan independen, klinik yang dalam persiapan transformasi menjadi RS, maupun mahasiswa magister ekonomi kesehatan.
Lewat workshop interaktif yang disertai dengan tugas – tugas mingguan ini, peserta diajak untuk mengeksplorasi peranan filantropi dalam perjalanan karya kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan. Apa saja program yang akan dilakukan? Berapa lama durasi penggalangan dana? Kepada siapa penggalangan dana ditujukan? Peserta juga diminta mengenali siapa saja influencer yang berpotensi untuk membantu perolehan dana. Terakhir, peserta diajak untuk membuat program (software) urun dana yang dapat diaplikasikan di laman masing – masing RS dan institusi.
Reporter: Jodi Visnu